Aroma rempah-rempah dari asap daging panggang meliputi udara sebagian kendaraan melewati warung di sisi jalan di desa Jajag, sekitar 40 kilometer dari Banyuwangi, Jawa Timur. Ada sesuatu yang berbeda tentang menu dari warung ini. Warung ini menyajikan menu khusus yakni hidangan reptil, khususnya biawak. Rudi, 29 tahun merupakan pemilik kios hidangan reptil ini, yang buka dari sore hingga malam hari. Dalam menghidangkan makanan, Rudi biasanya dibantu oleh istrinya yakni, Ratih, 25 tahun, yang menyiapkan perlengkapan untuk memanggang daging kadal ini.
Setiap hari ia (Rudi) mampu menyembelih 15 biawak dan masing-masing seberat sekitar 3 kilogram yang ia beli dari para pemburu dengan harga tetap Rp 10.000 per hewan.
"Pada musim kemarau, biawak sulit untuk ditemukan karena mereka kebanyakan tidak meninggalkan sarang mereka, sedangkan pada musim hujan mereka sangat mudah untuk ditangkap," kata Rudi.
Rudi menggunakkan kepala, usus dan anggota badan untuk dijadikan makanan ikan. Sementara itu, daging reptil, hati dan tulang dimasak dengan menggunakan berbagai cara yang berbeda untuk hidangan dan selanjutkan disajikan dengan harga sekitar Rp 25.000 per porsi. Sementara kulit digoreng untuk membuat kerupuk.
Daging biawak terkenal untuk menyembuhkan penyakit kulit, sementara kulit dan kantong empedu biawak adalah obat tradisional untuk diabetes dan hipertensi. Salah satu pelanggan setia mengatakan ia menderita diabetes.
"Saya mengunjungi kios ini dua kali seminggu dengan keluarga saya untuk memesan gallbladders kering dan menikmati sate," kata Haryati, 49 tahun.
Pelanggan Rudi datang dari daerah jauh seperti Jakarta, Semarang, Jawa Tengah dan bahkan Bali. Beberapa bahkan rela menempuh perjalanan berbulan-bulan hanya untuk menikmati masakan reptil Rudy.
Salah satu pelanggan tetap yaitu Nasir, mengatakan bahwa makanan yang baik untuk masalah kulitnya adalah dengan mengonsumsi daging biawak ini.
"Seorang teman membawa saya ke sini ketika saya tidak tahu efektivitas daging ini," kata pria yang berusia 25 tahun ini. "Sekarang saya makan seminggu sekali. Saya alergi terhadap telur dan susu, namun sekarang sudah mulai berkurang karena saya mengonsumsi daging biawak ini". Tegasnya.
Sementara itu, Rudi mengatakan bahwa dia akan tetap menjual hidangan biawak asalkan hewan biawak ini tersedia. Ini satu-satunya cara agar dia bisa mencari nafkah untuk keluarganya. Katanya.
Sumber : http://www.thejakartapost.com/news/2014/01/23/reptiles-menu.html;
http://www.memobee.com/lezatnya-hidangan-dan-manfaat-kesehatan-yang-ditawarkan-daging-reptil-11355-eij.html